Kamis, 21 Juli 2011

Eps.9 Rencana Allah menyelamatkan Manusia

EPISODE 9

Nahed: Pemirsa yang saya kasihi, selamat datang kembali dalam acara “Pertanyaan Tentang Iman”. Selalu dengan senang hati kami akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah kami terima dari Anda. Sekali lagi suatu kehormatan bagi kami karena telah hadir bersama kami di sini Pendeta Bapak Zakaria Boutrous. Selamat datang Bapak Zakaria.
Bapak Zakaria: Senang berada disini.
Nahed: Kami telah menghadirkan di beberapa episode sebelumnya mengenai fakta bahwa Allah itu Tritunggal dan bahwa Dia tidak terdiri dari tiga allah. Kami juga telah menghadirkan fakta tentang inkarnasi dan manifestasi Allah dalam Kristus.
Dan saat ini, telah hadir Bapak Zakaria untuk membahas topik tentang Penyaliban Kristus. Apakah Kristus benar-benar disalib? Atau itu hanya cerita yang dibuat-buat? Topik ini akan melibatkan banyak pertanyaan. Salah satunya: Bagaimana kaum Kristiani bisa percaya kepada Tuhan yang disalib? Lalu siapa yang mengatur alam semesta ini ketika Kristus mati di kayu salib dan ketika Dia dikubur? Dan masih banyak pertanyaan lainnya, yang oleh kasih karunia Allah, Bapak Zakaria akan menjelaskannya.
Apakah kita mulai dengan pertanyaan yang pertama? Anda ingat, di episode sebelumnya, saya pernah bertanya tentang alasan mengapa Allah melakukan inkarnasi, dan mengapa kaum Kristiani percaya akan hal itu. Anda telah menjelaskan bahwa inkarnasi yang dilakukan Allah adalah untuk tujuan penebusan. Namun saat itu, waktu yang kita miliki tinggal sedikit untuk membahasnya lebih dalam. Oleh karena itu, mohon Anda dapat melanjutkan penjelasan Anda tentang maksud dari pernyataan: Inkarnasi dilakukan untuk tujuan menyelesaikan rencana penebusan. Silahkan, Bapak.
Bapak Zakaria: Ini merupakan pertanyaan dengan rumusan yang bagus dan semua topik berhubungan erat. Konsep inkarnasi dan tujuannya adalah benar-benar untuk menebus manusia. Mengapa? Pertanyaan ini membawa kami untuk menceritakannya dari permulaan. Bagaimana permulaannya? Bagaimana ceritanya?
Bagian permulaannya adalah kembali ke masa penciptaan manusia. Itulah bagian awalnya, penciptaan manusia, kemudian manusia jatuh dalam dosa, hingga perencanaan penyelamatan. Jadi, kita mulai saja ceritanya?
Nahed: Oh, silahkan
Bapak Zakaria: Kita akan mulai dari bagian awal. Alkitab menunjukkan sebuah fakta penting tentang awal penciptaan manusia. Tertulis dalam Amsal 8:31, “... dan anak-anak manusia menjadi kesenanganKu.” Itulah kesukaan Tuhan, yaitu bersama anak-anak manusia. Apa yang dimaksud kesukaanNya? KebahagiaanNya, rasa sukacitaNya, kegembiraanNya, kerianganNya adalah bersama manusia, anak-anak manusia. Oleh karena itu Allah yang Maha Kuasa berpikir untuk menciptakan manusia menurut gambar yang terbaik. Dan itulah mengapa kitab Kejadian mengatakan bahwa ketika Allah berpikir tentang menciptakan manusia, Dia menciptakannya dengan gambar dan rupa yang paling indah. Benar, bukan?
Nahed: Ya
Bapak Zakaria: Atau juga menurut Quran “Allah mencipta manusia dengan format yang terbaik.” Benar, bukan? Quran juga mengatakan “Allah menciptakan manusia sesuai dengan gambarNya sendiri. Sesuai dengan gambar Allah, Dia menciptakan manusia.” Bukan dengan mata dan hidung seperti yang kami maksud sebelumnya. Gambar yang dimaksud adalah gambar kebesaranNya, kemegahannyaNya, kecerdasanNya, kehidupan kekalNya. Manusia adalah mahluk yang cerdas, sama seperti Allah, abadi seperti Allah.
Jadi, Allah menciptakan manusia sesuai dengan gambar yang paling indah yang penuh kasih: “KesenanganKu adalah bersama dengan anak-anak manusia.” Benar, bukan? Dia bisa saja menciptakan seorang laki-laki seperti seekor singa, tetapi singa itu binatang. Dan Dia bisa saja menciptakan seorang perempuan seperti seekor rusa, tetapi rusa itu juga binatang. Demikianlah kita melihat kasih Allah sejak dahulu, seperti pernyataan Alkitab tentang siapa Allah, yang menggambarkan Allah seperti Kasih. Hati Nya melimpah dengan kasih kepada ciptaan tanganNya, teristimewa kepada manusia yang diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa Allah.
Jadi, Dia menciptakan manusia dan menempatkannya di Taman Eden setelah dilengkapi dengan semua kenyamanan dan semua yang dapat dimakan. Juga kegembiraan dan kesenangan. Allah bergembira karena manusia itu. Manusia hidup dalam kebahagiaan bersama Bapanya, seperti seorang anak yang sedang berada di rumah bapanya. Dapatkah Anda bayangkan berapa besar kegembiraan seorang anak yang tinggal dirumah bapanya. Masa kanak-kanak adalah masa-masa kebahagiaan sejati tanpa masalah, tanpa kesedihan,dan kebahagiaan dengan kehidupan dengan perhatian yang besar dirumah bapanya.
Itulah permulaan penciptaan manusia, hingga Iblis datang dengan kecemburuannya. Dia iri hati karena Manusia diciptakan lebih baik dan lebih dari pada dia, karena dulu dia adalah seorang penghulu malaikat di surga, tetapi ketika dia jatuh, dia kehilangan kemuliaannya. Dan disinilah semua masalah dimulai, Anda tahu cerita selanjutnya.
Kita lanjutkan ke masalah intinya, yang adalah: Kami sudah memberikan penjelasan tentang penciptaan manusia, dan kami berkata, “Allah menciptakan manusia sesuai dengan gambarNya sendiri, sesuai dengan gambar Allah, Dia menciptakan manusia.” Mengapa? Karena kesukaanNya adalah bersama dengan anak-anak manusia. Surah 95:4 juga menyatakan hal yang sama “sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia sebaik-baiknya.” Nah, paling sedikit sudah ada kesamaan yang mendasar.
Kemudian kita lanjutkan “Lalu Tuhan Allah memberi perintah ini kepada manusia: Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, jangalah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” Dan inilah batu ujian itu. Inilah awal permasalahan.
Cerita yang sama juga tertulis dalam Surah 2:35-38, “Kami berfirman : Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim  ” Cerita yang benar-benar sama. Dan disinilah kesusahan dimulai: masalah jatuhnya manusia. Apakah Anda ingin mengetahui lebih rinci?
Nahed: Ya, Bapak, jika Anda ingin melakukannya.
Bapak Zakaria: Agar pemirsa mengetahui urut-urutan cerita ini.
Nahed: Tepat sekali
Bapak Zakaria: Kita sudah berbicara tentang ciptaan yang keluar dari kasih Allah. Dia menciptakan manusia menurut gambar dan rupa yang terbaik, kemudian iblis datang dan menyerang manusia yang sedang berbahagia dan bersuka cita dalam kasih Allah. Saat itulah iblis mulai membujuk manusia itu. Di taman itu, Allah memiliki sebuah pohon pengetahuan baik dan buruk Bagian ini juga menimbulkan beberapa pertanyaan dari pemirsa: Mengapa Allah menciptakan pohon itu di awal penciptaan?
Nahed: Ya betul.
Bapak Zakaria: Pertanyaannya benar, bukan?
Nahed: Dia telah akan menyelamatkan kita dari semua kesulitan ini, lalu ....
Bapak Zakaria: Dia sebenarnya sudah mengetahui bahwa manusia akan jatuh ke dalam dosa, memberontak dan makan dari pohon itu. Lalu mengapa Dia tidak pindahkan pohon itu dari awal?
Ada satu pertanyaan lain sebelum pertanyaan yang tadi: yaitu mengenai setan itu sendiri. Mengapa Allah menciptakan dia, kalau Allah sudah tahu setan akan membujuk manusia dan membawanya jatuh ke dalam dosa? Mengapa Allah mengijinkannya? Saya yakin, sebenarnya pertanyaan tersebut terlintas dalam pikiran setiap orang.
Nahed: Ya, ada dalam pikiran setiap orang.
Bapak Zakaria: Kita mulai dengan pembahasan tentang setan. Mengapa Allah menciptakan setan? Sebenarnya, Allah tidak menciptakan setan. Apakah setan menciptakan dirinya sendiri?
Tidak, tidak sama sekali. Allah menciptakan malaikat. Dulu setan itu penghulu malaikat. Anda bisa membacanya dari kitab Yesaya 14 dan juga Yehezkiel 28. Apakah kita harus melihatnya bersama-sama?
Pertama, Yesaya 14 yang isinya: “Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera fajar?” Bintang Timur, Putera Fajar merupakan sebutan untuk malaikat terpenting, Lucifer. “Engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!” Apa alasannya dia dipecahkan dan jatuh ke bumi? Mari kita lihat selanjutnya, “Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!”Alasannya adalah kesombongan, “Aku hendak menyamai Yang Mahatinggi.”
“Sebaiknya, kedalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat yang paling dalam di liang kubur.” Ini adalah kisah bagaimana malaikat itu diciptakan lebih tinggi, penghulu malaikat, tetapi kesombongan memenuhi hatinya dan ketika dia merasa bangga, “Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.” Kita juga akan menemukan hal yang sama dalam Yehezkiel 28, tetapi dengan ilustrasi yang berbeda. Apa yang dikatakannya? “Engkau”, begitulah Allah memanggil malaikat itu. Nama malaikat itu Sataniel.
Nahed: Darimana asal kata setan?
Bapak Zakaria: Saya akan katakan dari mana asalnya. Kata Sataniel berasal dari 2 suku kata: Satan dan iel.
Nahed: Artinya: Setan adalah iblis.
Bapak Zakaria: Apa artinya 'iel'? Itu berarti Allah. Sama seperti kata Bethel: rumah Allah; Michael: malaikat Mikha dan Allah, Gabriel: Gabor Allah. Kata 'iel' berasal dari kata Ibrani yang artinya Allah. Nama Sataniel seharusnya nama yang indah. Tetapi sekarang nama itu terdengar buruk. Malaikat itu kemudian terpisah dari Allah. Kata 'iel' sendiri dilepas, sehingga setelah itu namanya hanya memakai kata 'setan'. Sampai disini apakah Anda mengerti?
Jadi, inilah asal mulanya kata Setan, yang pada awalnya dia adalah salah satu malaikat Allah.Coba kita lihat apa yang dikatakan disini: “Gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat dan maha indah. Engkau di taman Eden yaitu taman Allah.” Dan bukti lain dari Firman Tuhan tentang malaikat tersebut: “Kuberikan tempatmu dekat kerub” yang berjaga, digunung kudus Allah engkau berada dan berjalan-jalan ditengah batu-batu yang bercahaya.” Apa itu kerub? Kerub adalah sejenis malaikat, “Kuberikan tempatmu dekat kerub yang berjaga, digunung kudus Allah engkau berada dan berjalan-jalan ditengah batu-batu yang bercahaya. Engkau tidak bercela dalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu sampai terdapat kecurangan padamu.”
Nahed: Benar. Kesombongan
Bapak Zakaria: Ya, kesombongan/keangkuhan. Firman Tuhan juga mengatakan, “Dengan dosamu yang besar engkau penuh dengan kekerasan dan engkau berbuat dosa. Maka Kubuang engkau dari gunung Allah dan kerub yang berjaga membinasakan engkau dari tengah batu-batu yang bercahaya.” Keangkuhan malaikat tersebut adalah: “Engkau sombong karena kecantikanmu, hikmatmu kau musnahkan demi semarakmu.” Bila Anda menyadari betapa cantik atau tampan nya Anda, kesombongan ada pada Anda. Dan hingga saat ini, hal yang sama juga dialami oleh manusia. Ketika seseorang sehat, dia merasa bangga. Ketika seorang wanita menyadari bahwa dia memiliki wajah yang cantik, dia merasa bangga. 
Kesombongan adalah bagian yang penting dan mengapa? Karena Setan menanamkan benih kesombongan ke dalam manusia. Anda akan lihat bagaimana Setan telah diciptakan sebagai malaikat, “Hikmatmu kau musnahkan demi semarakmu. Ke bumi kau Kulempar. Dengan banyaknya kesalahanmu dan kecurangan dalam dagangmu, engkau melanggar kekudusan tempat kudusmu. Akhir hidupmu mengerikan dan engkau lenyap selamanya.” Begitulan Setan telah diciptakan sebagai malaikat.
Nahed: Apa artinya 'dan engkau lenyap selamanya'? Apakah itu artinya 'dibinasakan'?
Bapak Zakaria: Artinya dia tidak lagi berada di dalam hadirat Allah untuk selamanya. Dia sudah berakhir. Dia jatuh. Dan ketika dia jatuh, dia kehilangan kemuliannya.
Nahed: Dia kehilangan kemuliaannya.
Bapak Zakaria: Kemudian dia melihat Adam dalam kemasyuran dan itu membuatnya cemburu. Dia tidak akan membiarkannya sendiri. Itu bertolak belakang dengan sifatnya.
Nahed: Ya, dia tidak akan jadi setan.
Bapak Zakaria:
Nahed: Kepada Hawa yang malang.
Bapak Zakaria: Saya hanya mengutip disini, tidak ada maksud menyerang. Saya hanya ingin memberitahukan kebenaran dan Allah adalah saksiku apakah anda suka atau tidak, apakah anda akan menendangku keluar dari studio Anda, ini bukan masalah saya, tetapi saya harus mengatakan kebenaran ini.
Nahed: Baiklah saya punya komentar nanti
Bapak Zakaria: Setan datang ke Hawa, karena Hawa ingin tahu; dia lapar akan pengetahuan, dan dia ingin mengetahui segala sesuatu. Mungkin Adam terlalu sibuk mengerjakan pekerjaannya, masih banyak laki-laki yang seperti itu juga. Jadi, Setan datang ke Hawa dan mengatakan padanya, dan sekarang perhatikan benar-benar kelicikan Setan. Dia mengatakan, “Apakah benar bahwa Allah mengatakan untuk tidak makan dari semua pohon yang ada di taman?” Apakah Anda melihat betapa liciknya? Dia menyeretnya kedalam sebuah percakapan. Hawa berkata, “Tidak. Siapa yang mengatakan itu? Dia berkata kepada kami untuk makan dari semua pohon di taman ini kecuali hanya satu pohon, pohon yang ada disana, phon pengetahuan tentang baik dan buruk. Lalu setan bertanya, “Mengapa? -sebuah pertanyaan yang halus- Tetapi Mengapa? Mengapa hanya itu? Nah, inilah yang dikatakan Allah. Allah berfirman bahwa pada hari engkau memakan dari pohon itu, pastilah engkau akan mati, sehingga kami harus menjauhi pohon itu.” Tetapi Setan mengatakan kepada Hawa, “Oh tidak, tidak, engkau tidak akan mati.” Setan mulai membuat Allah seperti seorang pembohong. “Setan berkata, engkau tidak akan mati. Lalu mengapa Allah melarangnya, kalau memang kami tidak akan mati? Dia berkata: Kamu tidak tahu? Aku kenal Allah dengan baik. Aku pernah di atas sana denga Dia, tetapi kamu tidak mengenalNya. Allah itu licik, Dia taku, kalau kamu makan dari pohon itu, kamu akan menjadi seperti Dia, kamu akan tahu yang baik dan yang jahat. Bila kamu memakannya, kami akan bebas dari Allah.” Dia menyebutnya “kebebasan”, tetapi yang dimaksud Setan sebenarnya adalah “terpisah dari Allah.”
Nahed: Dia tidak mungkin mengatakan kepadanya, engkau akan terpisah dari Allah. Dia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya. Namun dia telah membukusnya dengan sebuah kemasan yang indah.
Bapak Zakaria: Betul. Dia telah mengatakan 'kebebasan'. “Engkau akan tahu semua yang baik dan yang jahat. Engkau tidak akan lagi memerlukan Allah.” Lalu Hawa makan buah itu dan memberikannya kepada pria yang malang itu, suaminya.
Nahed: Oh, jangan katakan 'pria yang malang'.
Bapak Zakaria: Oh, kalau begitu 'pria yang lemah'.
Nahed: Mengapa kelihatannya Anda berpihak, Bapak Zakaria? Mereka berdua sama-sama salah.
Bapak Zakaria: Pria itu mencoba untuk sopan kepada istrinya.
Nahed: Dia makan apa yang istrinya makan. Itu benar bila setan bekerja dulu kepada yang lemah dan kemudian kepada individu yang menurutkan kata hati, tetapi tentu saja dia sudah ambil bagian dalam pelanggaran. Itu tanggung jawabnya.
Bapak Zakaria: Ya, dia tentu saja yang bertanggung jawa, tetapi Anda tahu bagaimana kejadian sebenarnya!
Nahed: Anda ingin menyalahkan semuanya pada Hawa.
Bapak Zakaria: Tidak, tidak, Adam dalam posisi sebagai partner yang aktif, partner aktif dalam kegagalan. Dia telah gagal. Dia seharusnya mengatakan pada Hawa, engkau tidak boleh melakukan itu.
Nahed: Oh, ya, meludahkannya lagi.
Bapak Zakaria: Untuk pergi binasa/mati sendiri. Tetapi, keduanya telah melakukan dosa.
Kembali ke pertanyaan. Pertanyaan yang pertama: Mengapa Allah menciptakan Setan? Allah tidak menciptakan Setan. Setan lebih suka jatuh. Lalu pertanyaan yang kedua: Mengapa Allah menciptakan pohon.
Nahed: Oh, ya
Bapak Zakaria: Karena Setan menggunakan pohon tersebut sebagai akses untuk menipu mereka.
Nahed: Ya, Allah membiarkan pohon itu tumbuh tepat di dekat mereka.
Bapak Zakaria: Ya, benar ada di dekat mereka dan berkata kepada mereka untuk menjauhinya, tetapi mengapa? Saya akan mengatakannya. Hal ini merupakan bagian yang sangat penting. Jika seseorang tidak mengerti bagian ini, dia sama sekali tidak akan mengerti rencana Allah.
Tetapi ini bagian yang penting, bagaimana bisa? Allah menciptakan binatang, bukan? Dan juga burung, ikan, pohon, apakah semua ini punya akal budi? Tidak Tetapi Dia menciptakan manusia dengan apa? Dengan akal budi, bukan?
Nahed: Ya.
Bapak Zakaria: Jadi seseorang dengan akal budi dan Anda tahu apa yang dikatakan Amsal “Seseorang melihat dengan kecerdasan” Benar, bukan? Dia dapat melihat dan membedakan segala sesuatu. Pemberian kecerdasan pada manusia, yang berarti memberi dia kehendak bebas, sehingga pikirannya yang akan memerintahkan jalan mana yang harus diambil, pikirannya yang akan memilih jalan yang ini atau yang itu. Begitulah fungsi pikiran, kalau tidak begitu pikiran tidak berguna.
Pasti ada kehendak bebas, dan untuk memiliki kehendak bebas harus ada pilihan bebas, yang artinya Anda memiliki kebebasan untuk memilih yang ini atau yang itu. Jadi, seseorang yang diberkati dengan sebuah kecerdasan, juga harus ditandai dengan kehendak bebas yaitu sebuah kebebasan untuk menginginkan dan dengan pilihan bebas yaitu sebuah kebebasan untuk memilih. Karena tidak mungkin menyembah Allah dengan remote control tanpa pilihan-pilihan. Benar, bukan? Jadi, Allah memberinya sebuah tes lakmus.
Nahed: Harus.
Bapak Zakaria: Harus. Untuk memilih antara hidup bahagia dengan Allah, atau jatuh, atau makan dari pohon dan terpisah, manusia dapat melihat dan membedakan dan memilih. Lalu manusia itu benar-benar pintar, karena apa yang dihargai dari manusia, seorang manusia yang lengkap, jika dia tidak mempunyai kecerdasan. Saya ingat kembali awal pelayanan saya yang saya gunakan untuk melakukan kunjungan. Suatu kali saya berkunjung ke sebuah rumah, saya menemukan orang yang baik sekali. Orang itu juga kaya dan dia seorang pejabat penting. Keluarganya adalah keluarga yang sangat bahagia. Tetapi mereka memiliki satu kesedihan. Yang membuat mereka sedih adalah seorang laki-laki muda berusia sekitar 16 atau 17 tahun, seorang laki-laki yang sopan, baik, dan tidak kekurangan apapun. Dia sedang duduk di sana, ketika mereka bercerita tentang tragedi yang telah mereka lalui. Mereka mengatakan, “Anak laki-laki kami seperti yang Anda lihat disana, dia tidak juga bergerak kecuali kami yang menggerakkannya, dia tidak makan kecuali kami menyuapinya, dia tidak juga pergi ke toilet -maaf- kecuali kami yang membawanya, dia tidak tidur kecuali kami meletakkannya ke tempat tidur, dia tidak bangun kecuali kami membangunkannya.” “Mengapa bisa begitu?” Mereka berkata, “Dia tidak lagi memiliki otak, tetapi dia tidak berbahaya, dia tidak berbahaya.”
Nahed: Dia tidak melukai seorangpun disekitarnya.
Bapak Zakaria: “Dia hanya duduk disana seperti sebuah kursi. Anda menariknya, membawanya, dia akan ikut dengan Anda tanpa merasa keberatan. Bahkan jika Anda membiarkannya duduk seharian, itupun tidak masalah buat dia.” Mereka benar-benar bersedih. “Tetapi kenapa bersedih, jika Anda mempunyai seorang anak laki-laki yang tampan dan berharga?” Mereka mengatakan “Bagaimana dia bisa berharga kalau dia sama sekali tidak mampu mengerti?” Dan mereka menangis, mereka benar-benar menangis. Orang ini adalah seorang insinyur yang bekerja sebagai inspektur irigasi, berusia hampir 45 tahun. Dia sangat sedih melihat anaknya. Dan dia sangat marah pada Tuhan: Mengapa Tuhan memberinya cobaan seperti itu, Mengapa  Tuhan memberinya anak seperti itu? Hingga dia mempunyai sebuah mimpi, dimana dia berjalan-jalan di sekitar kanal, karena dia seorang inspektur irigasi, dan pergi ke sebuah desa yang ingin membunuhnya karena dia telah memotong penyediaan air dari mereka dan mengalirkannya ke desa lain. Pekerjaan itu adalah haknya. “Tetapi bagaimana Anda bisa memotong penyediaan air kami? Kami akan membunuh Anda.” Dan mereka membawa semua sumbu dan mereka ingin membabatnya, dan tiba-tiba dia melihat sang mayor berlari dan mengatakan kepada mereka semua untuk berhenti. Mayor itu berkata, “ Kalian semua, berhenti. Biarkan dia, biarkan dia pergi karena anak laki-lakinya yang dia rawat.” Dia terbangun dari mimpinya dan dia pergi dan mencium tangan anak laki-lakinya dan berkata, “Terima kasih, Tuhan, Engkau telah memperpanjang hidup saya karena anak laki-laki saya.” Dan walaupun demikian kesedihan itu tetap ada di hatinya, karena anak laki-lakinya tidak mempunyai otak. Apa yang telah Anda pikirkan jika Allah telah menciptakan Adam, Adam dan Hawa tanpa otak seperti lembu?
Nahed: Pasti sangat sulit
Bapak Zakaria: Akankah Dia mengatakan “KesukaanKu adalah bersama dengan anak-anak manusia?” Kesukaan yang mana sebenarnya? Apakah itu kesedihan. Tetapi Allah menciptakan manusia dengan akal budi untuk mengerti dengan cepat, untuk memilih dan untuk mengerjakan segala sesuatu bahkan jika dia tinggal dengan Allah, dengan keinginan penuhnya dan dengan pilihan penuhnya, bukan? Itu adalah suatu kemajuan. Jadi Allah menempatkan baginya pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang buruk, sebagai lakmus tes. Saya akan ceritakan sebuah cerita singkat. Anda tahu bagaimana satu cerita menghasilkan cerita yang lain.Apakah Anda terburu-buru?
Nahed: Tidak, silahkan Bapak.
Bapak Zakaria: Pada suatu hari seorang ateis datang kepada seorang pastor dan berkata “Pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang buruk adalah akar dari semua masalah. Jika Anda percaya hal seperti itu, akankah Anda ceritakan kenapa pohon itu ada?” Dia bertanya kepada saya seperti dia sedang menguji saya. Pastor berkata kepada orang itu bahwa pohon itu adalah sebuah tes. “Tes omong kosong apa itu? Koq bisa ada tes?” Pastor itu menjawab: “ok. Saya undang Anda makan siang di rumah saya. Kita akan makan siang bersama.” Orang itu berkata, “ok” Dia pergi makan siang dengan pastor itu. Sebuah meja besar sudah disiapkan dan semua panci makanan sudah terbuka kecuali sebuah piring besar yang masih tertutup. Selang beberapa waktu pastor itu meninggalkan orang itu dan pergi mengerjakan bisnisnya. Orang atheis itupun duduk sendiri di meja makan, sambil melihat-lihat semua yang ada di meja makan. ok, sayuran ada. Tetapi ada apa dengan piring yang masih tertutup itu? Dia pun membukanya dan seekor tikus melompat ke mukanya. Dia berteriak. Pastor kemudian datang, “Apa ang Anda telah lakukan? Anda membuka piring itu, ya?” Lalu pastor itu melanjutkan, “Inilah pohon pengetahuan tentang yang baik dan buruk.” Benar, bukan? Semua ini masalah kepatuhan. Kalau saya berkata jangan lakukan itu, Anda harus mematuhinya. Tetapi Anda melanggarnya dan itulah hasilnya. Anda mengerti maksud saya?

Jadi kecerdasan itu perlu. Allah menciptakan manusia sebagai mahluk yang cerdas dan itulah mengapa Allah membuat sebuah tes untuk menguji keinginannya dan pikirannya. Jadi Hawa memakan buah itu dan memberikannya juga ke Adam, suaminya.

Keduanya memakan buah itu dan keduanya jatuh dan Alkitab dalam kitab Kejadian 3 mengatakan, “Lalu ular itu berkata kepada perempuan itu. Engkau tidak akan benar-benar mati, karena Dia tahu jika kalian makan buah itu, mata kalian akan terbuka dan kalian akan menjadi seperti Allah dan mengetahui apa yang baik dan apa yang jahat.” Perempuan itupun mengambil dan memakan buah itu dan memberikannya kepada suaminya dan diapun memakannya. Seketika itu mata mereka terbuka dan sadar bahwa mereka telanjang. Mereka menutupi aurat mereka dengan daun ara yang mereka rangkaikan.

Mari kita lihat hal yang sama dalam Quran. Surah 20 ayat 117 dan 123. Cerita yang sama, “Setan berbisik padanya dan berkata, Adam haruskah aku menuntunmu kepada pohon keabadian dan kontrol seperti itu tidak akan pernah hilang? Mereka berdua makan beberapa dari pohon itu dan bagian pribadi mereka menjadi terlihat oleh mereka sendiri. Mereka menutupi diri mereka dengan daun-daun dari taman. Adam tidak patuh pada Tuhannya dan dihukum.” Inilah kejatuhan. Inilah kejatuhan. Inilah bagian permulaan cerita penciptaan manusia dengan kasih. Mereka telah tinggal dan hidup dengan segala sesuatu tersedia. Kemudian manusia itu menguji pikiran, pilihan dan keinginannya, dengan mendengarkan ibils dan lalu jatuh dari tempat tinggi dimana mereka dulu tinggal. Jelas, bukan?

Nahed: Ya, inlah permulaan dosa.

Bapak Zakaria: Kejatuhan pun perlu penghukuman.

Nahed: Pasti

Bapak Zakaria: Karena upah dosa adalah kematian (maut). Dan hukuman, Anda tahu yang saya maksud Allah dengan kasihNya pasti/harus memaafkan, dan untuk mengampuni harus ada sebuah rencan penebusan. Dan inilah urut-urutan cerita yang kami maksud. Benar, kan?

Nahed: Ya, Bapak. Nah, kemudian ada pertanyaan yang sangat penting, yaitu: apa hubungan antara penciptaan manusia dengan topic yang sedang kita bahas yaitu penebusan?

Bapak Zakaria: Telah dikatakan bahwa Allah dengan kasihNya menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah, tetapi manusia yang tidak mempertahankan citra yang luar biasa itu. Ketika dia jatuh ke dalam dosa, citranya rusak. Kebenarannya diserahkan kepada kejahatan, kemurniannya menjadi tidak murni, bersatu dengan Allah menjadi terpisah dari Allah, dan itu semua diperlukan penebusan, sebuah rencana penyelamatan.

Nahed: Ternyata kita sudah kehabisan waktu. Acara kali ini hampir berakhir. Saya yakin, kita semua akan berdiskusi lebih banyak lagi, Bapak, karena topic ini cukup luas dan menimbulkan banyak pertanyaan di benak setiap orang, baik dari kaum Muslim dan Kristen.

Terima kasih pemirsa, dan ingin saya ulangi lagi, jika Anda mempunya pertanyaan-pertanyaan, silahkan kirim kepada kami dan kami siap menjawab Anda.

Terima kasih dan sampai jumpa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar